Semua yang diinginkan harus jadi miliku. Begitulah biasanya prinsip orang kaya yang kekanak kanakan. Tentunya selalu ada sesuatu yang tidak bisa didapat siapapun dengan uang. Salah satunya kasih sayang dari seseorang. Begitu pula yang dirasakan Andre saat ini. Murid kelas 2 SMA yang super brilian ini mengidamkan Ririn yang selalu menjadi buah bibir para lelaki teman teman sekolahnya. Wanita itu terus membayang bayangi perasaan Andre hingga Andre terganggu. Paras Andre tidak buruk, dia lumayan tampan dan bertubuh proporsional. Tapi yang mungkin menghambatnya dalam mencari hubungan adalah sifatnya yang sedikit memberontak.
Tiap hari sepulang sekolah ia nongkrong berjam-jam bersama teman temanya. Belum lagi yang dilakukanya adalah hal hal tidak bermanfaat seperti merokok atau saling bertukar video porno dalam format video handphone misalnya. Tapi saat ini masih beruntung, Andre masih seperti remaja pada umumnya. Darah dalam tubuhnya belum terkontaminasi dengan narkotika ataupun sex bebas. Pikirnya ya masih adalah peluang Ririn untuk jatuh cinta kepadanya. Namun sifat nakalnya tersebut masih bisa dikategorikan dalam kehidupan remaja pada umumnya. Andre memiliki pola pikir jenius dan tidak bisa ditebak siapa siapa. Tapi inilah yang akan memperburuk ceritanya, satu kecenderungan yang sangat tidak layak untuk anak seusianya, yaitu "Eksekusi". Apa yang dimaksud "eksekusi" disana?Ririn yang menjadi pujaan hati Andre juga tentunya memiliki paras yang cantik, tubuh yang ideal dan mudah bergaul. Sangat beruntung sekali untuk Bayu yang menjadi pacarnya dan sangat menyebalkan sekali untuk Andre yang menjadi pemuja Ririn. Ririn merupakan teman dekat Andre juga, tetapi tidak untuk masalah batin nya. Andre kadang mengantar Ririn pulang kerumah ketika sepulang sekolah mereka. Ririn-pun sering bertanya tanya masalah seputar ilmu komputer dan desain kepadanya. Itulah yang membuat mereka dekat dalam hal tertentu. Namun selagi Andre belum mendapatkan hatinya, ia tidak akan memberinya banyak sesuatu pada Ririn. Meskipun ada dihatinya, tetaplah ia adalah sesuatu yang sangat tidak berguna dipikiranya.
Hingga suatu saat ada murid pindahan dari Ibukota yang menjadi teman sebangku di kelasnya. "Ifal, SMA Karya Bangsa Jakarta" ujar teman barunya. "Andre" sambil bersalaman dan sedikit memberi senyum. "Ndre, di Bandung tempat yang asik dimana nih?" ucap Ifal. Andre hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan itu. Seperti biasa Andre jarang berbicara untuk hal hal yang kurang mempunyai prioritas. Pikirnya, kelak dia akan menemukan jawabanya sendiri. Belum sempat Andre berbicara, pelajaran dikelasnya berlanjut. Hingga waktu pulang tiba melintaslah Ririn di depan mereka yang sedang duduk di bangku sekolah. "Ndre, lu kenal dia ga? wah edan... emang bener kata temen temen gua, cantik cantik cewe di Bandung tuh". "Ya" jawab nya sambil tertawa kecil lagi dan sedikit kecewa. Tidak salah pilih ternyata Andre itu. Memang banyak yang suka pada Ririn.
Langsung saja Ifal memintanya untuk mengenalkan Ririn padanya. "Ya" jawabnya sambil merangkul tas ke bahunya dan pergilah ia ke suatu tempat yang hanya diketahui olehnya. Ifal ditinggalkanya. Namun ekspresi Andre tidak sedikitpun menunjukan ia kecewa, ia malah senang entah kenapa. Saat Andre tiba di tempat dimana ia bisa sendiri, dibakarlah sebatang roko dan duduklah dirinya. Sekelilingnya tiada siapapun kecuali tembok berjamur, lantai kering kecoklatan yang tidak lagi licin dan langit langit yang mulai bolong. Ya, tepat rumah tua yang kosong. Disitulah tempat Andre merencanakan dan melakukan hal yang tidak bisa ditebak oleh orang lain. Apakah ia berpikir tentang Ririn? yang jelas hanya ia dan tuhan yang tahu.
Dekat dekat hari itu Andre membeli beberapa botol minuman keras. "Tumben lu ndre.. Boleh boleh aja, kapan?" kata Bayu. "Plis ya bay, temenin gua. Gua tau tempatnya kok" ajakan dari Andre kepada Bayu untuk menemaninya sejenak berpesta miras. Mungkin untuk menenangkan Andre yang selama ini banyak pikiran. Baru saja satu botol diteguknya, Bayu merasa pusing pusing sedangakan Andre tetap melotot dan baik baik dengan miras ditanganya. Dan akhirnya Bayu tumbeng dan Andre menertawakanya dan melanjutkan meminum miras.
Sambil menghampiri Ririn, "Bayu, Kemana rin?" kata Andre sambil berjalan di sampingnya di keesokan harinya sepulang sekolah. "Ga tau, kalau anak pindahan yang biasa ama kamu kemana Ndre?" tanya balik dari Ririn. "Dia sakit". Dan percakapan mereka pun berakhir hanya sampai disana. Di tengah perjalanan Ririn menuju rumahnya, Ia menerima panggilan dari nomor pacarnya. Dengan ekspresi senang ia mengangkatnya, namun yang didengar Ririn bukanlah ungkapan mesra atau rindu dari Bayu. Didengarnya ia dengan nada gelisah meminta tolong. Bayu bercerita bahwa ia terbangun entah dimana di suatu tempat yang gelap sekali dan tidak bisa pulang. Menyampaikan bahwa kondisi tubuhnya sangat buruk, belum makan dan belum sempat tidur. Ia tidak punya harapan lagi untuk hidup, ia hanya mau menyampaikan pesan terakhirnya ke Ririn. "I love you" ucapnya dan telepon darinya terputus tiba tiba. Ririn pun mendapatkan sedih yang tak berakhir.
Esok harinya, sepulang, Ririn masih membawa kesedihan ke sekolah. Ia duduk sendiri di halaman depan sekolah dengan menunduk ke bawah sambil memainkan rambutnya. Ia masih tidak mengerti apa yang terjadi dengan Bayu dan tentu saja ia cemas. "Sendiri aja Rin?" kata Andre yang menghampirinya. Sedikit senyum Ririn berikan untuk menutupi kesedihanya namun Andre tidak bisa dibohongi akan ekspresinya. Ririn akhirnya mengaku dan menjelaskan masalahnya. "Bayu? aku liat sih kemarin sama Ifal, anak baru itu loh" jelas Andre. Langsung saja Ririn meminta informasi yang Andre ketahui tentang mereka. Andre pun memberitahu kemana mereka pergi kemarin. "Kalo masalah tempat biasanya sih... coba tanya aja ama temen temen yang biasa nongkrong sama Bayu. Paling juga mereka cuma ngeroko atau ga main kartu". Ririn pun setelah mendengar cerita itu ngotot untuk mencari Bayu sendirian. "Ga mau ditemenin?" kata Andre, namun Ririn tidak menjawab langsung pergi sendirian untuk menanyakan dimana tempat yang dimaksud Andre.
Tidak enak rasanya tidak didengar. Sambil memanggil manggil namanya, berlarilah Andre mengejar ngejar Ririn. Bukan sesuatu yang penting rupanya, Andre hanya mau menitipkan sebuah tempat kacamata. "Ini punya Ifal, tolong kasihkan dalamnya ya kalo ketemu". Sempat sempatnya ia di keadaan seperti ini menitipkan barang, pikirnya Ririn. Setibanya di tempat nongkrong Bayu biasanya, Ia pun lalu bertanya mengenai tempat yang dimaksud Andre pada teman temanya. Rupanya di rumah kosong kemarin lah tempat yang dimaksud Andre. Ririn pun mencoba memberanikan diri kesana. Setibanyanya disana Ririn langsung memanggil manggil nama Bayu. Namun ia tidak menemukan apa apa. Terdengarlah suara orang meminta tolong dari sebuah kamar di rumah itu.
Disuguhkan pemandangan yang tidak enak saat Ririn menghampiri sumber suara itu. Dilihatnya Bayu yang tergeletak tak bernyawa dengan pergelangan kakinya yang dirantai dan digembok. Tubuhnya penuh dengan darah, perutnya sobek. Begitupun dengan Ifal tepat disebelahnya yang sedari tadi meminta tolong namun ialah yang masih hidup saat Ririn menjumpai keduanya. "Kamu anak pindahan yang suka ama si Andre kan? Ada apa ini?" tanya Ririn sambil gemetaran memegang wadah kacamata titipan dari Andre. "Tolong... gua juga ga ngerti... bantu gua keluar.." dengan suara yang tidak kuat lagi. Muka Ifal begitu pucat. Tapi Ririn tidak tahu apa yang harus dilakukanya untuk menyelamatkan Ifal.
Setelah Ririn tercengang berpikir cara menyelamatkan Ifal. Mengejutkan! terlihatlah di tembok di belakang Ifal ada perintah yang ditulis oleh Tipe-x "KUNCI GEMBOK ADA DI PERUT BAYU". Ririn gemetaran sambil menunjuk ke arah belakang Ifal. Ifal pun menoleh ke belakangnya lalu menyentak "Yaudah lu ambil aja kuncinya !!". Ririn mana tega mengambilnya, apalagi di dalam perut orang yang disayangnya. "Tenang" jawab Ririn dan lalu ia mengambil sebuah batu dan dihentakan dengan keras ke rantai yang membelenggunya. Perasaan suka Ifal pun menjadi benci terhadap Ririn. "Ga bisa, gua udah coba !! Udah lu ambil kuncinya !! Gua mau balik !!". Terdiamlah Ririn mendengar kata kata yang dilontarkanya dengan keras. Setelah terdiam, Ia sadar ia dititipi sesuatu oleh Andre. Ririn lalu membuka wadah kacamata yang dititipkan Andre. Ternyata bukanlah kacamata yang ada didalamnya. Melaikan sebuah pisau kecil.
Ifal yang juga melihat itu segera merebutnya dan mencoba mengambil kuncinya di dalam perut bayu. Namun Ririn terus menghalang halangi. Digoreskanlah pisau yang direbut ifal tadi pada Ririn. Ririn-pun menyerah dan menjauh. Terpaksa Ririn harus menyaksikan perut pacarnya itu dibelek seperti orang hamil. Rupanya mengapa mereka berdarah darah karena tubuh mereka telah di potong untuk dimasukan kunci. Ririn dari tadi menangis melihat kejadian itu. Isi perut Bayu di obrak abrik oleh Ifal. Usunya berceceran, lambungnya pecah dan pastinya ditemani daging dan darah. Ifal akhirnya berhasil mendapatkan kunci, terlepaslah ia dari belenggu itu. Ia berjalan keluar rumah itu meninggalkan Ririn. Ririn seketika mengambil pisau itu dan dari belakang ditancapkanlah ke kepala Ifal. Akhirnya dendamnya terbalaskan karena telah mengobrak ngabrik tubuh Bayu. Namun Ririn masih menangis kebingungan memikirkan siapa yang tega melakukan semua ini.
Setelah pembunuhan pertamanya, Ririn berniat meninggalkan tempat itu. Namun tak disangka sangka pintu yang dipakai ia masuknya telah digembok pula. Tertulis lagi di tembok di dekatnya "JAWAB YA ATAU GA". Kali ini bukan tertulis oleh Tipe-x tapi oleh Darah. Ia pun seperti tadi, tak mengerti apa maksudnya. Ririn lalu mencari pintu lain, namun tidak ada. Beruntunglah ada sebuah jendela kaca yang masih bisa dipakai melihat keluar. Ririn mencoba memecahkanya. Namun sepertinya jendela itu terbuat dari bahan khusus tidak bisa dipecahkan oleh benda biasa. Bahkan berteriakpun tidak akan terdengar.
Dari luar jendela itu terlihatlah Andre yang membawa kertas bertuliskan "Would you be my girl?". Anda sudah tahu jawaban Ririn, sudah pasti "No" atau tidak. Siapa yang mau menjadikan orang yang menyiksa kita sebagai pacar?. Kali ini Andre benar benar gila. Rupanya ialah yang telah menyusun semua kejadian ini hanya untuk mendapatkan Ririn. Itulah yang dinamakan eksekusi yang dimiliki Andre, menghilangkan dua orang yang menghalanginya mendapatkan Ririn. Tapi sepertinya Andre tidak memikirkan cara itu baik atau tidak. Tapi masihlah memungkinkan bagi Ririn untuk menerimanya jika Ia ingin keluar, mungkin hanya 3 persen. Sambil menangis, Dengan sisa darah di tanganya Ririn menuliskan "No" di kaca itu. Sebagai respon kecewa dari Andre, ditutuplah kaca itu dengan kain hitam agar siapapun tidak bisa melihatnya dan masuk ke rumah itu. Andre segera meninggalkan tempat itu. Kini masalah Andre selesai, ketiganya dibiarkan membusuk di rumah itu.
Pages
EKSEKUSI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
list of my friend :
Blog Archive
-
▼
2010
(14)
-
▼
November
(12)
- I remember...The way you glanced at me, yes I re...
- I remember...The way you glanced at me, yes I reme...
- Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan Pemana...
- organiK
- Pengolahan Sampah Organik
- peNgertiAn saMpah oRganiK
- SamPaH oRgAniK
- tHe liBrarY
- Di Larang Jatuh Cinta
- Penjual Pensil
- unTuk sAhabAtT
- EKSEKUSI
-
▼
November
(12)
0 komentar:
Posting Komentar